ASTAGFIRULLAH, ni anak gak bisa dikasih tau ya. Mama bilang jangan naik ke sana, bahaya,” seorang mama berteriak histeris ketika melihat bayi berusia 6 bulan menaiki lantai ruangan yang lebih tinggi 20 cm dari ruang keluarga.
Anaknya terus tumbuh. Mama pun masih histeris ketika melihat anaknya memegang pulpen yang biasa dipakainya.
”Jangan pegang pulpen, itu bahaya, nanti kena mata,” tukasnya.
Anaknya berusia 3 tahun, berusaha menaiki kursi untuk mengambil makanan di meja makan. Kembali mama berteriak, “Jangan naik, nanti kamu jatuh, nih kuenya mama ambilkan.”
Hari pun berganti. Waktupun berlalu. Mama selalu menjadikan dirinya sebagai dewa penolong bagi anak tercinta. Mau bergerak mama gendong, mau sesuatu mama ambilkan. Hingga tiba usia anak ini 5 tahun.
Hari itu ada kegiatan pentas seni di sekolahnya. Ketika anak lain bahagia akan tampil, memakai kostum terbaik, anak ini duduk dibarisan para orangtua sambil memegangi baju mamanya.
“Kamu ini malu-maluin mama, sudah dibelikan baju baru, tapi kenapa gak mau ke panggung?” dengan suara ketus mama memarahi anaknya.
Anak ini pun menangis.
“Ayo pulang kalau gini terus, mama gak suka,” Sambil menarik tangannya berlalu meninggalkan acara pentas seni.
Beberapa minggu kemudian saat kegiatan olahraga, anak ini tidak mau bergabung bermain dengan teman lain. Lari-lari kecil, melompat, menangkap bola juga merayap. Tak ada yang dilakukannya.
Lagi-lagi mama memarahi anaknya.
Saya mendekati anak ini, kemudian bertanya “Mau bergabung?”
“Tidak” jawabnya.
“Mengapa?” tanya saya.
“Takut jatoh, Bu,” jawabnya.
Oh, saya paham sekarang.
Saya mendekati mamanya. Saya sampaikan, mulai sekarang anak ini tidak usah dimarahi kalau tidak mau ikut kegiatan olah raga. Atau tidak mau ikut kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Karena setelah saya tanya dia takut. Mama pun terdiam.
Mengapa takut? Karena sejak bayi mamanya selalu berkata “jangan ini jangan itu”. Sehingga tersimpan memori di dalam otak anak, bahwa apapun yang dilakukan atau disentuhnya tidak aman. Hal ini menimbulkan rasa tidak percaya pada dirinya sendiri juga pada lingkungan. Saya memahami maksud mama baik. Supaya anak aman, jauh dari bahaya dan tidak terluka.
Memang bukan sesuatu yang mudah melakukan pendampingan kepada anak-anak usia dini tanpa larangan. Orangtua harus memberikan informasi yang benar dan memberikan batasan- batasan. Sehingga anak berhenti melakukan sesuatu bukan karena takut, tapi memahami mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan. (FB: widianingsih idey widya)
0 Response to "Akibat Mama Selalu Bilang “Jangan”"
Post a Comment