Mari ucapkan alhamduillah atas nikmat Islam, Iman dan Ihsan yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita semua. Mari memuji Allah Swt dengan senantiasa melafalkan subhanallahi wabihamdihi dan kalimat puja-puji lainnya. Dengan banyak memuji, semoga Allah Swt berkehendak mengampuni seluruh dosa dan kesalahan diri yang banyaknya melebihi buih di laut maupun pasir di padang sahara.
Islam adalah agama yang mulia. Siapa masuk dan meneguk keindahan ajarannya, baginya keselamatan dunia dan kebahagiaan di akhirat sana. Siapa yang engan, menolak bahkan mencegah orang lain dari jalan penuh kedamaian ini, tak ada balasan yang layak baginya kecuali siksa neraka yang membara nyala apinya.
Dalam ajaran Islam yang amat mulia ini, Allah Swt memberikan banyak alternatif ibadah sunnah untuk mengiringi ibadah wajib sebagai keharusan. Ibadah sunnah yang menjadi nafas kehidupan atau laiknya darah yang mengalir dalam tubuh seseorang, amalan itu bisa terhitung sebagai amalan yang bisa menambal kekurangan amalan wajibnya.
Bahkan amalan sunnah ini menjadi salah satu ciri utama mereka yang telah menampakkan kecemerlangan Islam di sepanjang kehidupannya. Rasulullah Saw yang terjamin baginya surga dan diampuni semua dosanya, adalah hamba Allah Swt yang senantiasa menjalankan sunnah Tahajjud di sepanjang malamnya hingga kakinya bengkak. Begitupun sahabat-sahabat beliau yang mulia dan dijamin surga baginya.
Selain amalan-amalan berupa gerakan badan yang diutamakan untuk dikerjakan, ada pula amal shaleh dalam bentuk ucapan dengan janji pahala yang amat agung. Inilah diantara bukti kesempurnaan Islam dan salah satu alasan bagi kita untuk berterimakasih kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw atas nikmat Islam ini.
Dalam Sunan Ibnu Majah, sebagaimana dikutip dalam Zhilail Qur’an, diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah Saw menceritakan kebingungan malaikat dalam mencatat pahala yang akan diberikan kepada seseorang karena amalannya.
Malaikat itu menghadap kepada Allah Swt sembari melaporkan, “Sesungguhnya seorang hamba telah mengucapkan suatu perkara yang kami tidak tahu bagaimana harus menulis (pahala)nya.” Meski Allah Swt Mahatahu semua kejadian, Dia bertanya, “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?”
Kemudian malaikat itu menjawab, mereka mengucap
يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ
“YA RABBI LAKAL HAMDU KAMA YANBAGHI LI JALAALI WAJHIKA WA ‘AZHIMI SHULTHAANIKA.”
Itulah kalimat mulia yang diajarkan oleh Rasulullah Saw untuk senantiasa diucapkan dan dzikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah kalimat pujian untuk memuji Allah Swt Yang Maha Terpuji.
Lantas, di akhir hadits ini, Allah Swt berfirman, “Tulislah bagaimana yang diucapkan hamba-Ku hingga ia bertemu dengan-Ku. Aku yang akan membalasnya.”
“Ya Tuhanku, kepunyaan-Mulah segala puji sebagaimana yang layak bagi keluhuran-Mu dan keagungan Kuasa-Mu.” [Pirman]
0 Response to "MALAIKAT PUN BINGUNG MENULISKAN PAHALA BAGI PENGUCAP KALIMAT INI"
Post a Comment