Ini bentuk kardus saat PNF ditemukan pertama kali.
Penyelidikan dugaan kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan terhadap Putri Nur Fauzia (9), anak pasangan Ida Fitriani (33)-Asep Syaifullah (35) hingga Minggu (4/10) masih terus dilakukan jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan, kemarin, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, polisi mendapatkan jejak sepatu pelaku di perut dan punggung korban.
Jejak pelaku pembunuhan tersebut diduga terlacak saat pelaku memasukkan tubuh korban ke kardus ataupun terdapat lebih dari satu orang pelaku yang menganiaya korban.
Jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya kemarin kembali melakukan olah TKP untuk mencari jejak pelaku. “Di tubuh korban memang ditemukan jejak sepatu pelaku, tepatnya di bagian perut dan punggung. Ada dugaan pelaku menginjak korban agar masuk ke kardus. Dugaan lainnya badan korban ditendang dan diinjak sampai menimbulkan bekas sepatu di tubuhnya," jelas Krishna.
Alat bukti
Menurut Krishna, jejak sepatu yang ditemukan penyidik masih dikaji akan dijadikan sebagai alat bukti. Pasalnya, berkaca dengan kasus pembunuhan petugas parkir di Senayan City (Sency), Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, pelaku justru diketahui berdasarkan jejak sepatu yang tertinggal.
Pada saat yang sama, Acan (48) seorang pemilik gudang barang bekas yang tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah Fauziah mengaku memiliki rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) tentang seorang laki-laki yang diduga pelaku pembunuhan. Dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat seorang laki-laki yang mengendarai sepeda motor matic melintas di Jalan Sahabat, Jumat (4/10) pukul 17.52.
Laki-laki yang terlihat mengenakan helm model half face dan berpenutup muka itu terlihat membawa karton yang diikat pada bagian belakang motor. Diduga, karton tersebut berisi Fauziah sebelum akhirnya dibuang dan ditemukan warga di Jalan Sahabat Jumat (2/10) pukul 22.00.
"Kalau kita duga ya dia itu pelakunya, soalnya ukuran kardusnya benar sama, walaupun warnanya nggak terlalu kelihatan, tapi saya yakin itu kardusnya," jelas Acan.
Ditemui terpisah, Alex Saropah (40) warga setempat, mengakui jika lokasi penemuan jenazah Fauziah memang setiap malamnya gelap dan sepi. Ditambah lagi karena jalan 200 meteri itu merupakan akses alternatif warga dan sangat rawan kejahatan.
"Mungkin karena gelap itu, pelakunya membuang korban di situ. Padahal kita sudah mengingatkan pihak kelurahan kalau jalan ini seharusnya dipasang lampu, tapi sampai sekarang nggak ada tindak lanjutnya. Karena jalannya gelap, sering juga terjadi penodongan, tapi kita nggak tahu siapa saja korbannya, karena nggak ada yang melapor ke warga. Tahu-tahu besoknya masuk koran," ungkapnya.
Diketahui hilang
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pagi Kalideres, Sunarti membenarkan hilangnya Fauziah sejak Jumat (2/10) malam. Seorang kerabat korban menghubunginya dan bertanya perihal keberadaan Fauziah yang tidak kunjung pulang usai sekolah.
Sunarti menjelaskan, Fauziah telah pulang sekolah pukul 09.30 seperti biasa. Menurut guru piket ataupun penjaga sekolah, Fauziah tidak dijemput oleh seseorang, melainkan pulang bersama teman-temannya.
"Karena hari Jumat, anak-anak pulang sekolah lebih cepat, tepat pukul 09.30. Seperti biasanya, Fauziah pulang sekolah sendiri, tidak dijemput keluarganya. Dia biasanya pulang berjalan kaki," jelasnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (4/10).
Keterangan itu dibenarkan ibu kandung Fauziah, Ida Fitriani (33). Fauziah merupakan anak mandiri, sehingga setiap hari berangkat maupun pulang sekolah seorang diri. "Malahan anak saya itu suka marah kalau dijemput, katanya malu sama temen-temennya. Saya juga nggak khawatir, soalnya anak saya biasanya pulang sekolah bareng temen-temennya," ungkapnya sedih.
Ida mengaku tidak memiliki prasangka buruk terhadap nasib anak tunggalnya itu. Hanya saja, rasa khawatir muncul saat menjelang sore, Fauziah belum kunjung pulang. (dwi/ote) (wartakota)
0 Response to "Biadab, Jejak Sepatu Pembunuh di Perut Bocah Perempuan"
Post a Comment